Persentasi Inovasi Sintaks Model Pembelajaran PBL dan Dampaknya terhadap Kemampuan Berpikir kritis

Pengertian PBL (Problem Based Learning)
Menurut Fathurrohman (2015:212-213) PBL (Problem Based Learning) adalah pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur (ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan untuk menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membangun pengetahuan baru. Model pembelajaran ini melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Implementasi PBL ditandai oleh adanya kerja sama antar siswa satu sama lain, biasanya dalam pasangan siswa atau kelompok kecil siswa. Bekerja sama akan memberikan motivasi untuk terlibat secara berkelanjutan dalam tugas-tugas yang kompleks, meningkatkan kesempatan untuk saling bertukar pikiran dan mengembangkan inkuiri, serta melakukan dialog untuk mengembangkan kecakapan sosial. PBI atau PBL baru dapat berkembang jika terbangun suatu situasi kelas yang efektif (Warsono dan Hariyanto, 2014:148).
Karakteristik PBL (Problem Based Learning)
Menurut Shoimin (2014:130-131) berdasarkan teori yang dikembangkan, karakteristik dari PBL, yaitu:
1. Learning is student-centered
Proses pembelajaran dalam PBL lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL juga didukung oleh teori konstruktivisme dimana siswa didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya sendiri.
2. Authentic problems form the organizing focus for learning
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik sehingga siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.
3. New information is required through self-directed learning
Dalam proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui dan memahami semua pengetahuan prasyaratnya sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya.
4. Learning accurs in small groups
Agar terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha membangun pengetahuan secara kolaboratif, PBL dilaksanakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penerapan tujuan yang jelas.
5. Teacher act as facilitator
Pada pelaksanaan PBL, guru hanya berperan sebagai fasilitator. Meskipun begitu guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong mereka agar mencapai target hendak dicapai.

Dan menurut Arends (Trianto, 2007,h. 68 ), berbagai pengembangan pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut :
A) Pengajuan pertanyaan atau masalah
1. Autentik, yaitu masalah harus berakar pada kehidupan dunia nyata siswa dari pada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.
2. Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian siswa.
3. Mudah dipahami, yaitu masalah yang diberikan harusnya mudah dipahami siswa dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
4. Luas dan sesuai tujuan pembelajaran. Luas artinya masalah tersebut harus mencakup seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, ruang, dan sumber yang tersedia.
5. Bermanfaat, yaitu masalah tersebut bermanfaat bagi siswa sebagai pemecah masalah dan guru sebagai pembuat masalah.
B) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu
Masalah yang diajukan hendaknya melibatkan berbagai disiplin ilmu.
C) Penyelidikan autentik (nyata)
Dalam penyelidikan siswa menganalisis dan merumuskan masalah, mengembangkan dan meramalkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi, melakukan eksperimen, membuat kesimpulan, dan menggambarkan hasil akhir.
D) Menghasilkan produk dan memamerkannya
Siswa bertugas menyusun hasil belajarnya dalam bentuk karya dan memamerkan hasil karyanya.
E) Kolaboratif
Pada model pembelajaran ini, tugas-tugas belajar berupa masalah diselesaikan bersama-sama antar siswa.


Tahap – Tahap PBL
Ngalimun (2014:88) merinci langkah-langkah pelaksanaan PBL dalam pengajaran. Ada 5 fase (tahap) yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan PBL. Fase-fase tersebut merujuk pada tahap-tahapan praktis yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran dengan PBL sebagaimana disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.1 Sintaks Problem Based Learning
Fase Indikator Aktivitas / Kegiatan Guru
1 Mengorientasikan siswa pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistic yang diperlukan, pengajuan masalah, memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.
2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapat penjelasan pemecahan masalah.
4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, model dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan kelompoknya.
5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa dalam melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dalam proses-proses yang mereka gunakan.

Kelebihan PBL (Problem Based Learning)
Menurut Shoimin (2014:132), kelebihan penggunaan model pembelajaran PBL antara lain:
1. Siswa didorong untuk memiiki kemampuan memecahkan masalah dalam situasi nyata.
2. Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar.
3. Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak ada hubungannya tidak perlu dipelajari siswa. Hal ini mengurangi beban siswa dengan menghafal atau menyimpan informasi.
4. Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok.
5. Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan, baik dari perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi.
6. Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri.
7. Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka.
8. Kesulitan belajar siswa secara individual dapat diatasi melalui kerja kelompok dalam bentuk peer teaching.
Kekurangan PBL (Problem Based Learning)
Menurut Shoimin (2014:132), kekurangan model pembelajaran PBL adalah antara lain:
1. PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam menyajikan materi, PBM lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah.
2. Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelemahan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) adalah guru harus dapat mengelola pembelajaran dengan sebaik-baiknya agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tecapai dengan maksimal.

Berpikir Kritis

Menurut Ennis (dalam Hassoubah, 2004), berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Oleh karena itu, indikator kemampuan berpikir kritis dapat diturunkan dari aktivitas kritis siswa sebagai berikut :
1. Mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan
a. Mencari pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan
2. Mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu masalah
a. Berusaha mengetahui informasi dengan baik
b. Memakai sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya
c. Mengingat kepentingan yang asli dan mendasar
3. Mampu memilih argumen logis, relevan dan akurat
a. Mencari alasan
b. Berusaha tetap relevan dengan ide utama
c. Bersikap secara sistimatis dan teratur dengan bagian-bagian dari keseluruhan masalah
4. Mampu mendeteksi bias berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda
a. Mencari alternative
b. Mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan sesuatu
c. Mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan
5. Mampu menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai suatu keputusan
a. Memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan
b. Bersikap dan berpikir terbuka



Materi : Sifat Koligatif Larutan
Model : PBL (Problem Based Learning)







Permasalahan :
1. Menurut Anda, adakah dari inovasi sintaks PBL saya ini yang kurang cocok dalam implementasinya terhadap kemampuan berpikir kritis? Jelaskan!
2. Secara teoritis dan praktikal, apakah model PBL ini mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis secara maksimal? Pada bagian mana, Jelaskan!
3. Dan, di model PBL dalam membelajarkan siswa sebagai guru harus mampu memberikan contoh “nyata” yang ada disekitar siswa. Apakah nyata disini harus benar-benar dialami oleh siswa?

Komentar

  1. Menjawab permasalahan ketiga, menurut saya masalah nyata yang dijadikan contoh tidak benar-benar di alami oleh siswa namun pernah setidaknya dibaca atau dipelajari oleh siswa. Karena sesungguhnya dengan adanya masalah yang pernah bersinggungan dengan siswa baik langsung atau tidak langsung dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa sehingga akan muncul suatu sikap berpikir kritis atau pemecahan masalah, sehingga terjadi pengalaman belajar yang lebih realistik. Model pembelajaran ini sangat bermanfaat karena untuk melatih ketangkasan siswa dalam menghadapi tantangan dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks sekarang ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan pendapat fanny, pada pertanyaaan ke 3 yaitu : di model PBL dalam membelajarkan siswa sebagai guru harus mampu memberikan contoh “nyata” yang ada disekitar siswa. Apakah nyata disini harus benar-benar dialami oleh siswa?
      masalah nyata tidak benar-benar di alami oleh siswa tetapi dalam hal ini siswa dapat mempelajari materi seperti membaca, memahami, menganalisis dan lain-lain sehingga dapat menimbulkan berpikir kritis, rasa ingin tahu dan motivasi siswa dan terjadinya pengalaman belajar. model PBL ini sangat mempengaruhi aktivitas siswa untuk melatih pola berpikir siswa menjadi aktif lagi

      Hapus
  2. menurut saya mampu model PBL ini untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis namun untuk maksimal atau tidak nya itu tergantung dari guru dan siswa nya lagi. Model Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam pembelajaran berbasis masalah kemampuan berpikir siswa betul – betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
    bagian yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis yaitu pada saat siswa diminta untuk memecahkan suatu permasalahan yaang diberikan.

    menurut saya masalah nyata yang dijadikan contoh tidak harus benar-benar yang dialami siswa secara langsung. maksud nyata disini masalah yang pernah dilihat atau didengar oleh siswa itu sendiri dalam kehidupannya sehari-hari.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sependapat dengan saudari tentang "mampu model PBL ini untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis namun untuk maksimal atau tidak nya itu tergantung dari guru dan siswa nya lagi. Model Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam pembelajaran berbasis masalah kemampuan berpikir siswa betul – betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan", maksimal atau tidaknya nanti dapat dilihat dari hasil uji dilapangan, secara teori seharusnya ini sudah mampu memunculkan sikap kritis sisawa, karna ini dibuat berdasarkan teori.

      Hapus
  3. menurut saya bila secara teoritis sintal PBL ini sudah cukup mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari kesesuaian inovasi sintak dengan indikator berpikir kritis yang telah dibuat. selanjutnya bila secara prakticalnya inovasi sintak yang telah dibuat apakah mampu mengembnagkan kemampuan berpikir kritis siswa dapat diketahui dengan melakukan uji coba bisa saja dalam kelompok kecil, kemudian dilakukan dengan beberapa kali penerapan, barulah dapat diketahui hasilnya.
    kemudian sependapat dengan teman-teman bahwa contoh “nyata” yang ada disekitar siswa tidaklah harus benar-benar dialami oleh siswa, disini siswa diajak untuk memikirkan fenomena-fenomena yang memang benar-benar terjadi walaupun tidak dialami siswa secara langsung namun akan lebih baik bila contoh nyata ini memang dekat dengan keseharian dan dialami langsung oleh siswa

    BalasHapus
  4. masalah nyata, tidak semua masalah nyata akan dialami siswa, setiap siswa pasti memiliki pengalaman masing-masing. dalam model PBL guru ditutut memberikan contoh nyata, iya memang harus nyata. yang mana saya sependapat dengan teman diatas masalah nyata yang dijadikan contoh tidak harus benar-benar yang dialami siswa secara langsung. Namun hal yang kita jadikan masalah itu benar-benar ada/tidak mengada-ngada.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sependapat dengan esa bahwa tidak semua masalah nyata akan dialami siswa, setiap siswa pasti memiliki pengalaman masing-masing. dalam model PBL guru ditutut memberikan contoh nyata, iya memang harus nyata. yang mana saya sependapat dengan teman diatas masalah nyata yang dijadikan contoh tidak harus benar-benar yang dialami siswa secara langsung

      Hapus
  5. saya akan menjawab pertanyaan rina, Secara teoritis dan praktikal, apakah model PBL ini mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis secara maksimal? Pada bagian mana, Jelaskan!

    menurut saya tentu saja, namun untuk hasil modifikasi, seperti yang dikatakan teman'' pada komentar sebelumnya, dibutuhkan ujicoba untuk melihat tingkat efektivitasnya terutama dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, sedikit saran,alangkah lebih baiknya jika kegiatan pada tiap langkah sintaks modifikasi dapat terjabarkan lebih spesifik dan detail sehingga nantinya kegiatan dikelas dapat tergambar meskipun hanya melalui sintaks ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya setuju dengan pendapat saudari rini bahwa memang secara teori dan merujuk kepada jurnal-jurnal yang ada bahwa memang model PBL mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

      Hapus
    2. saya setuju dengan pendapat2, bahwa dalam pemecahan masalah diperlukan pikiran kritis untu mencapai solusi, ini didukung oleh jurnal dan sumber2 yang ad

      Hapus
  6. Menurut saya pada langkah ketiga kemampuan berpikir kritis akan muncul karena di langkah ketiga itulah siswa benar2 belajr secara mandiri mulai dari mengidentifikasi suatu masalah kemudian melakukan percobaan dan juga pada langkah rekrontusi konsep muncul kemampuan siswa berpikir kritis dimana siswa akan mengeluarkan ide ide dalam menghubungkan hasil percobaan dengan teori2 yanh ada

    BalasHapus
  7. menurut saya bila secara teoritis sintal PBL ini sudah cukup mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari kesesuaian inovasi sintak dengan indikator berpikir kritis yang telah dibuat. namun sedikit saran,alangkah lebih baiknya jika kegiatan pada tiap langkah sintaks modifikasi dapat terjabarkan lebih spesifik dan detail sehingga nantinya kegiatan dikelas dapat tergambar meskipun hanya melalui sintaks ini. selain ini pada tahap penentuan kelompok, harap dipertimbangkan lagi masalah menunjuk anak yang bandel menjadi ketua kelompok. harap diseimbangkan juga dengan anak yang mempunyai kemampuan yang agak mumpuni.

    BalasHapus
  8. menurut saya bila secara teoritis sintal PBL ini sudah cukup mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari kesesuaian inovasi sintak dengan indikator berpikir kritis yang telah dibuat.

    Untuk kefektifan nya harus melalui uji coba terdahulu. Dan juga contoh nyata bisa dengan menghadirkan fenomena-fenomena sehari-hari yang dekat dengan siswa, mengajak siswa untuk memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran yang di ambill dan juga sesuai dengan kegitan yang sering dilakukan siswa agar contohnya konkrit dan logis.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer