Rubrik penilaian afektif dan psikomotorik


1.      Pengertian Ranah Penilaian Afektif
      Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Seperti: perhatiannnya terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam, kedisiplinannya dalam mengikuti mata pelajaran agama disekolah, motivasinya yang tinggi untuk tahu lebih banyak mengenai pelajaran agama Islam yang di terimanya, penghargaan atau rasa hormatnya terhadap guru pendidikan agama Islam dan sebagainya.
      Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: (1) receiving(2) responding (3) valuing (4)organization (5)characterization by evalue or calue complex
      Receiving atau attending (= menerima atua memperhatikan), adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah: kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar. Receiving atau attenting juga sering di beri pengertian sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai atau nilai-nilai yang di ajarkan kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan diri kedalam nilai itu atau meng-identifikasikan diri dengan nilai itu. Contah hasil belajar afektif jenjang receiving , misalnya: peserta didik bahwa disiplin wajib di tegakkan, sifat malas dan tidak di siplin harus disingkirkan jauh-jauh.
      Responding (= menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktif”. Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih tinggi daripada jenjang receiving. Contoh hasil belajar ranah afektif responding adalah peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajarinya lebih jauh atau menggeli lebih dalam lagi, ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan.
      Valuing(menilai=menghargai). Menilai atau menghargai artinya mem-berikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Valuing adalah merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi lagi daripada receiving dan responding. Dalam kaitan dalam proses belajar mengajar, peserta didik disini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena,  yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang telah mampu mereka nilai dan mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka ini berarti bahwa peserta didik telah menjalani proses penilaian. Nilai itu mulai di camkan (internalized) dalam dirinya. Dengan demikian nilai tersebut telah stabil dalam peserta didik. Contoh hasil belajar efektif jenjang valuing adalah tumbuhnya kemampuan yang kuat pada diri peseta didik untuk berlaku disiplin, baik disekolah, dirumah maupun di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
      Organization (=mengatur atau mengorganisasikan), artinya memper-temukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai denagan nilai  lain., pemantapan dan perioritas nilai yang telah dimilikinya. Contoh nilai efektif jenjang organization adalah peserta didik mendukung penegakan disiplin nasional yang telah dicanangkan oleh bapak presiden Soeharto pada peringatan hari kemerdekaan nasional tahun 1995.
      Characterization by evalue or calue complex(=karakterisasi dengan  suatu nilai atau komplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi dalal suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini adalah merupakan tingkat efektif tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah benar-benar bijaksana. Ia telah memiliki phyloshopphy of life yang mapan. Jadi pada jenjang ini peserta didik telah memiliki sistem nilai yang telah mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang lama, sehingga membentu karakteristik “pola hidup” tingkah lakunya menetap, konsisten dan dapat diramalkan. Contoh hasil belajar afektif pada jenjang ini adalah siswa telah memiliki kebulatan sikap wujudnya peserta didik menjadikan perintah Allah SWT yang tertera di Al-Quran menyangkut disiplinan, baik kedisiplinan sekolah, dirumah maupun ditengah-tengan kehidupan masyarakat.


Berkaitan dengan psikomotor, Bloom (1979) berpendapat bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Singer (1972) menambahkan bahwa mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.


Menurut Mardapi (2003), keterampilan psikomotor ada enam tahap, yaitu: gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan fisik, gerakan terampil, dan komunikasi nondiskursif. Gerakan refleks adalah respons motorik atau gerak tanpa sadar yang muncul ketika bayi lahir. Gerakan dasar adalah gerakan yang mengarah pada keterampilan komplek yang khusus. Kemampuan perseptual adalah kombinasi kemampuan kognitif dan motorik atau gerak. Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk mengembangkan gerakan terampil. Gerakan terampil adalah gerakan yang memerlukan belajar, seperti keterampilan dalam olah raga. Komunikasi nondiskursif adalah kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan gerakan.

Tahapan Ranah Psikomotor Menurut Simpson yaitu:
a.    Persepsi (perception); mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan, yang dinyatakan dengan adanya suatu reaksi yang menunjukkan kesadaranakan hadirnya rangsangan dan perbedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada.
b.   Kesiapan (set); mencakup kemampuan untuk menempatkan diri dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan, yang dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental.
c.    Gerakan terbimbing (guided response); mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, yang dinyatakan dengan menggerakkan anggota tubuh menurut contoh yang telah diberikan.
d.   Gerakan yang terbiasa (mechanical response); mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan, karena ia sudah mendapatkan latihan yang cukup, yang dinyatakan dengan menggerakkan anggota-anggota tubuh.
e.    Gerakan yang kompleks (complex response); mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas berbagai komponen, dengan lancar, tepat, danefisien, yang dinyatakan dalam suaturangkaian perbuatan yang berurutan, serta menggabungkan beberapa sub keterampilan menjadi suatu keseluruhan gerakan yang teratur.
f.    Penyesuaian pola gerakan (adjustment); mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau menunjukkan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran.
g.   Kreativitas (creativity); mencakup kemampuan untuk melahirkan polagerak-gerik yang baru, yang dilakukan atas prakarsa atau insiatif sendiri. Hanya orang yang berketerampilan tinggi dan berani berpikir kreatif, akan mampu mencapai tingkat kesempurnaan ini.
Menilai tujuan belajar psikomotor berbeda dengan cara  menilai tujuan belajar kognitif. Tidak semua tujuan belajar psikomotor dapat diukur dengan tes, melainkan tujuanbelajar yang bersifat keterampilan ini dapat diukur dengan kemampuan atau keterampilan siswa dalam mengerjakan sesuatu.[6]
Dalam asesmen psikomotorik, tujuan pembelajaran disesuaikan dengan ranah psikomotor. R.H. Dave (1970) membagi hasil belajar ranah psikomotor menjadi lima tahapyaitu:
a.       imitasi (imitation)
imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau di perhatikan sebelumnya.contohnya menendang bola dengan gerakan yang sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya.
b.      manipulasi (manipulation)
manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihatnya tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja. Misalnya seorang siswa dapat melempar lembing hanya mengandalkan petunjuk dari guru.
c.       presisi (precision).
Presisis adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang presisi. Misalnya melakukan tendangan pinalti sesuai dengan yang di targetkan (masuk gawang lawan).
d.      artikulasi (articulation)
artikulasi yaitu kemampuan melakukan kegiatan kompleks dan ketepatan sehingga produk kerjanya utuh. Misalnya melempar bola keteman sebagai umpan untuk ditendang kearah gawang lawan.
e.       naturalisasi (naturalization).
Naturalisasi yaitu kemampuan melakukan kegiatan secara refleks yaitu keiatan melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi. Misal secara refleks seseorang memegang tangan seorang anak kecil yang sedang bermain dijalan raya ketika sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi hal ini terjadi agar terhindar dari kecelakaan tertabrak.[7]

Tipe hasil belajar ranah psikomotoris berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar afektif yang baru tampak dalam kecenderungan-kecenderungan untuk berperilaku.

INSTRUMEN PENILAIAN AFEKTIF
Kompetensi Inti
KI 2:    Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Kompetensi Dasar    
2.1.            Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin,  jujur, objektif, terbuka,  mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta mamapu menyajikan dan menganalisis data hasil percobaan dan  berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2.            Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli dalam mengolah dan menjaga keseimbangan alam
2.3.            Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud   kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan
Indikator :
2.1.1. Menunjukkan sikap rasa ingin tahu dengan mencari informasi terkait materi laju reaksi dan mengajukan pertanyaan untuk hal yang belum dimengerti
2.1.2. Menunjukkan perilaku disiplin dengan tepat waktu saat mengerjakan tugas yang diberikan
2.1.3. Menunjukkan perilaku jujur dengan tidak mencontek, menyalin, memplagiasi hasil kerja orang lain
2.1.4. Menunjukkan sikap teliti dengan melakukan percobaan seperti yang diharapkan dan terstruktur
2.1.5. Menunjukkan perilaku kreatif dengan menghubungkan fenomena yang ada disekitar dengan laju reaksi
2.1.6. Menunjukkan perilaku kerjasama dalam memecahkan masalah yang dijumpai dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
2.1.7. Menunjukkan perilaku proaktif dengan memberikan pendapat pada saat proses pembelajaran
KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI SISWA
NO
Indikator sikap yang diamati
Indikator
1.
Rasa ingin tahu
Mencari informasi dari berbagai sumber materi laju reaksi
2.
Disiplin
Mengerjakan dan Mengumpulkan tugas tepat waktu
3.
Jujur
Berusaha untuk tidak menyontek,memplagiasi atau menyalin hasil kerja orang lain
4.
Teliti
Mengerjakan tugas secara terstruktur


Memeriksa kembali tugas sebelum dikumpulkan
5.
Kreatif
Menghubungkan fenomena yang ada di kehidupan sehari-hari dengan laju reaksi
6.
Kerjasama
Memecahkan masalah yang dijumpai secara bersama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
7.
Proaktif
Bergerak secara aktif untuk menyampaikan pendapatnya pada saat proses pembelajaran

















LEMBAR OBSERVASI SIKAP SISWA
LAJU REAKSI
Nama Siswa    : …………………….
Kelas               : …………………….
Tanggal           : …………………….
Pedoman pengisian :
Pengisian lembar observasi dilakukan dengan memberikan tanda cheklist (√) pada kolom sesuai dengan skor sikap yang ditunjukkan oleh siswa.

No.
Kriteria Penilaian
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
1
mencari informasi terkait materi Laju Reaksi




2
mengajukan pertanyaan untuk hal yang kurang dipahami




3
mengumpulkan tugas tepat waktu




4
Berusaha untuk tidak menyontek,memplagiasi atau menyalin hasil kerja orang lain




5
Memeriksa kembali tugas sebelum dikumpulkan




6
Mengerjakan tugas secara terstruktur




7
Menghubungkan fenomena alam yang ada yang berhubungan dengan reaksi kesetimbangan




8
memecahkan masalah yang dijumpai secara bersama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru




9
Menunjukkan prilaku proaktif dengan memberikan pendapat pada saat proses pembelajaran





Pedoman penskoran:
Hasil penilaian
Skor
Selalu
4
Sering
3
Kadang-kadang
2
Tidak pernah
1

Penghitungan skor akhir siswa akan didapatkan dengan menggunakan persamaan:
Kriteria predikat yang didapatkan siswa sesuai dengan Permendikbud No. 81A Tahun 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Predikat
Kode
Skor
Sangat Baik
SB
3,33 < skor ≤ 4,00
Baik
B
2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup
C
1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang
K
Skor ≤ 1,33



KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN DIRI (SELF ASSESSMENT)
Sikap
Indikator
Butir Pernyataan
Jenis Pernyataan
Nomor Pernyataan
Rasa ingin tahu
mencari informasi terkait materi LAJU REAKSI
saya mencari informasi lebih terkait materi laju reaksi
+
7
saya hanya mendengarkan penjelesan yang diberikan oleh guru  terkait materi laju reaksi
-
14
mengajukan pertanyaan untuk hal yang kurang dipahami
Saya mengajukan pertanyaan untuk hal yang kurang dipahami
+
1
Saya lebih memilih diam dalam proses pembelajaran walau belum paham dengan apa yang dijelaskan oleh guru
-
8
Menghubungkan fenomena alam yang ada yang berhubungan dengan reaksi kesetimbangan
Saya mengetahui adanya fenomena alam yang berhubungan dengan reaksi kesetimbangan
+
5
Saya tidak tau ada hubungan reaksi kesetimbangan fenomena yang ada di alam
-
10
Disiplin
mengumpulkan tugas tepat waktu
Saya mengumpulkan tugas tepat waktu sesuai dengan batas waktu yang telah diberikan oleh guru
+
9
Saya mengumpulkan tugas walau tidak sesuai dengan batas waktu yang diberikan oleh guru
-
2
Jujur
berusaha maksimal dalam mengerjakan tugas tanpa mencontek orang lain
Saya berusaha maksimal dalam mengerjakan tugas tanpa mencontek orang lain
+
12
Saya mengerjakan tugas dengan mencontek tugas teman saya
-
3
Teliti
Memeriksa kembali tugas sebelum dikumpulkan
Saya memeriksa kembali tugas sebelum dikumpulkan kepada guru
+
6
Saya mengumpulkan tugas tanpa diperiksa kembali
-
15
Mengerjakan tugas secara terstruktur
Saya mengerjakan tugas secara terstruktur sesuai dengan langkah-langkah yang telah dicontohkan oleh guru
+
4
Saya membuat mengerjakan tugas sesuka hati
-
17
Kerjasama
memecahkan masalah yang dijumpai secara bersama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
Saya berdiskusi dengan teman dalam memecahkan masalah yang dijumpai saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
+
18
Saya mengerjakan sendiri tugas yang diberikan oleh guru
-
11
Proaktif
Menunjukkan prilaku proaktif dengan memberikan pendapat pada saat proses pembelajaran
Saya mengeluarkan pendapat pada saat proses pembelajaran berlangsung
+
16
Saya tidak banyak komentar pada saat pembelajaran berlangsung
-
13






LEMBAR PENILAIAN DIRI (SELF ASESSMENT)
LAJU REAKSI

Nama Siswa    : …………………….
Kelas               : …………………….
Tanggal           : …………………….

Petunjuk pengisian :
1.      Baca pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan baik, teliti, dan cermat.
2.      Pilihlah jawaban yang sesuai dengan sikap dan kebiasaanmu pada kolom pilihan di sebelah kanan pernyataan dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai
3.      Jika pernyataan kurang jelas,  Tanyakan atau laporkan kepada guru

Keterangan jawaban :
SS        : Sangat setuju                          TS        : Tidak setuju
S          : Setuju                                                 STS     : Sangat tidak setuju


No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
1
Saya mengajukan pertanyaan untuk hal yang kurang dipahami




2
Saya mengumpulkan tugas walau tidak sesuai dengan batas waktu yang diberikan oleh guru




3
Saya mengerjakan tugas dengan mencontek tugas teman saya




4
Saya mengerjakan tugas secara terstruktur sesuai dengan langkah-langkah yang telah dicontohkan oleh guru




5
Saya mengetahui adanya fenomena alam yang berhubungan dengan reaksi kesetimbangan




6
Saya memeriksa kembali tugas sebelum dikumpulkan kepada guru




7
Saya mencari informasi terkait materi LAJU REAKSI




8
Saya lebih memilih diam dalam proses pembelajaran walau belum paham dengan apa yang dijelaskan oleh guru




9
Saya mengumpulkan tugas tepat waktu sesuai dengan batas waktu yang telah diberikan oleh guru




10
Saya tidak tau ada hubungan reaksi kesetimbangan fenomena yang ada di alam




11
Saya mengerjakan sendiri tugas yang diberikan oleh guru




12
Saya berusaha maksimal dalam mengerjakan tugas tanpa mencontek orang lain




13
Saya tidak banyak komentar pada saat pembelajaran berlangsung




14
Saya hanya mendengarkan penjelesan yang diberikan oleh guru  terkait materi LAJU REAKSI




15
Saya mengumpulkan tugas tanpa diperiksa kembali




16
Saya mengeluarkan pendapat pada saat proses pembelajaran berlangsung




17
Saya membuat mengerjakan tugas sesuka hati




18
Saya berdiskusi dengan teman dalam memecahkan masalah yang dijumpai saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru






Pedoman Penskoran :
·         Pernyataan Positif
SS        = 4
S          = 3
TS        = 2
STS      = 1
·         Pernyataan negatif
SS        = 1
S          = 2
TS        = 3
STS      = 4
Skor siswa didapatkan dengan menggunakan rumus:


KISI-KISI LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEJAWAT (PEER ASSESSMENT)

Sikap
Indikator
Butir Pernyataan
Jenis Pernyataan
Nomor Pernyataan
Rasa ingin tahu
mencari informasi terkait materi LAJU REAKSI
Teman saya mencari informasi di internet dan media lain terkait materi LAJU REAKSI
+
7
Teman saya mencari informasi di internet tentang dunia sosial
-
14
mengajukan pertanyaan untuk hal yang kurang dipahami
Teman saya mengajukan pertanyaan untuk hal yang kurang dipahami
+
1
Teman saya diam saat proses pembelajaran berlangsung walau dia terlihat tidak mengerti
-
8
Menghubungkan fenomena alam yang ada yang berhubungan dengan reaksi kesetimbangan
Teman saya mengemukakan kalau ada fenomena alam yang berhubungan dengan reaksi kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari
+
5
Teman saya tidak ada mengemukakan fenomena alam yang berhubungan dengan reaksi kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari
-
10
Disiplin
mengumpulkan tugas tepat waktu
Teman saya mengumpulkan tugas tepat waktu sesuai dengan batas waktu yang telah diberikan oleh guru
+
9
Teman saya mengumpulkan tugas walau tidak sesuai dengan batas waktu yang diberikan oleh guru
-
2
Jujur
berusaha maksimal dalam mengerjakan tugas tanpa mencontek orang lain
Teman saya berusaha dalam mengerjakan tugas sendiri tanpa mencontek orang lain
+
12
Teman saya mengerjakan tugas dengan mencontek tugas orang lain
-
3
Teliti
Memeriksa kembali tugas sebelum dikumpulkan
Teman saya memeriksa kembali tugas sebelum dikumpulkan kepada guru
+
6
Teman Saya mengumpulkan tugas tanpa diperiksa kembali
-
15
Mengerjakan tugas secara terstruktur
Teman saya mengerjakan tugas secara terstruktur sesuai dengan langkah-langkah yang telah dicontohkan oleh guru
+
4
Teman saya mengerjakan tugas sesuka hati
-
17
Kerjasama
memecahkan masalah yang dijumpai secara bersama dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
Teman saya berdiskusi dalam memecahkan masalah yang dijumpai saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru
+
18
Teman saya mengerjakan sendiri tugas yang diberikan oleh guru
-
11
Proaktif
Menunjukkan prilaku proaktif dengan memberikan pendapat pada saat proses pembelajaran
Teman saya mengeluarkan pendapat pada saat proses pembelajaran berlangsung
+
16
Teman saya lebih memilih diam pada saat pembelajaran berlangsung
-
13





LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEJAWAT (PEER ASESSMENT)
LAJU REAKSI

Nama Siswa                            : …………………….
Nama teman yang dinilai       : …………………….
Kelas                                       : …………………….
Tanggal                                   : …………………….

Petunjuk pengisian :
  1. Baca pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan baik, teliti, dan cermat.
  2. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan sikap dan kebiasaanmu pada kolom pilihan di sebelah kanan pernyataan dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang sesuai
  3. Jika pernyataan kurang jelas,  Tanyakan atau laporkan kepada guru

Keterangan jawaban :
SS        : Sangat setuju                          TS        : Tidak setuju
S          : Setuju                                    STS      : Sangat tidak setuju


No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
1
Teman saya mengajukan pertanyaan untuk hal yang kurang dipahami




2
Teman saya mengumpulkan tugas walau tidak sesuai dengan batas waktu yang diberikan oleh guru




3
Teman saya berusaha dalam mengerjakan tugas sendiri tanpa mencontek orang lain




4
Teman saya mengerjakan tugas secara terstruktur sesuai dengan langkah-langkah yang telah dicontohkan oleh guru




5
Teman saya mengemukakan kalau ada fenomena alam yang berhubungan dengan reaksi kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari




6
Teman saya memeriksa kembali tugas sebelum dikumpulkan kepada guru




7
Teman saya mencari informasi di internet dan media lain terkait materi LAJU REAKSI




8
Teman saya diam saat proses pembelajaran berlangsung walau dia terlihat tidak mengerti




9
Teman saya mengumpulkan tugas tepat waktu sesuai dengan batas waktu yang telah diberikan oleh guru




10
Teman saya tidak ada mengemukakan fenomena alam yang berhubungan dengan reaksi kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari




11
Teman saya mengerjakan sendiri tugas yang diberikan oleh guru




12
Teman saya berusaha dalam mengerjakan tugas sendiri tanpa mencontek orang lain




13
Teman saya lebih memilih diam pada saat pembelajaran berlangsung




14
Teman saya mencari informasi di internet tentang dunia sosial




15
Teman Saya mengumpulkan tugas tanpa diperiksa kembali




16
Teman saya mengeluarkan pendapat pada saat proses pembelajaran berlangsung




17
Teman saya mengerjakan tugas sesuka hati




18
Teman saya berdiskusi dalam memecahkan masalah yang dijumpai saat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru





Pedoman Penskoran :
·         Pernyataan Positif
SS        = 4
S          = 3
TS        = 2
STS      = 1
·         Pernyataan negatif
SS        = 1
S          = 2
TS        = 3
STS      = 4
Skor siswa didapatkan dengan menggunakan rumus:




FORMAT PENILAIAN AFEKTIF

No
Nama
siswa
Komponen penilaian
Nilai
Predikat
Observasi
Penilaian diri
Penilaian teman sejawat
1






2






3






4







dimana:
Obs    = nilai observasi
PD     = nilai dari penilaian diri
PTS    = nilai dari penilaian teman sejawat
Predikat penilaian dibagi dengan kriteria sebagai berikut:
Sangat Baik               : skor 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik                           : skor 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup                       : skor 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang                      : skor skor ≤ 1,33






INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTOR PRAKTIKUM KIMIA
MATERI POKOK TITRASI ASAM BASA

1. Kinerja Proses
No
Aspek yang dinilai
Skor
……..
………
……..
……..
1
Mengecek kelengkapan alat dan bahan sesuai
dengan yang ada di panduan praktikum




2
Merangkai alat titrasi




3
Menuang Larutan NaOH ke dalam Buret
sampai tepat 100 mL




4
Mengambil 25 mL larutan HCl ke dalam
Erlenmeyer




5
Meneteskan larutan NaOH tetes demi tetes dari
Buret




6
Membersihan alat-alat yang digunakan dalam
praktikum Titrasi asam basa




7
Mengatur alat yang digunakan dalam praktikum
Titrasi Asam Basa




8
Membersihkan tempat kerja yang digunakan
untuk praktikum TItrasi Asam-Basa kuat





RUBRIK INSTRUMEN PENILAIAN ASPEK PSIKOMOTOR PRAKTIKUM KIMIA
MATERI POKOK TITRASI ASAM BASA
No
PERNYATAAN
SKOR
KRITERIA (RUBRIK) PENSKORAN
1
Mengecek kelengkapan alat
dan bahan sesuai dengan yang
ada di panduan praktikum
4
Peserta didik mengecek seluruh kelengkapan alat dan bahan (jumlah alat
dan bahan)
3
Peserta didik mengecek seluruh kelengkapan alat dan bahan, tetapi 1-3 alat atau bahan tidak dicek
2
Peserta didik mengecek seluruh kelengkapan alat dan bahan, tetapi 4-6 alat atau bahan tidak dicek
1
Peserta didik mengecek seluruh kelengkapan alat dan bahan, tetapi lebih
dari 6 alat atau bahan tidak dicek
2
Merangkai alat titrasi
3
Peserta didik merangkai alat titrasi sesuai dengan gambar pada panduan
praktikum dengan benar
2
Peserta didik merangkai alat titrasi sesuai dengan gambar pada panduan
praktikum namun terdapat 1 alat yang tidak tepat posisinya, seperti posisi
kran Buret tepat di tangan kanan peserta didik
1
Peserta didik merangkai alat titrasi sesuai dengan gambar pada panduan
praktikum namun terdapat 2 alat yang tidak tepat posisinya, seperti posisi
kran Buret tepat di tangan kanan peserta didik dan posisi statif ada di
sebelah kiri peserta didik
3
Menuang Larutan NaOH ke 0 Peserta didik tidak merangkai alat titrasi
dalam Buret sampai tepat 100
mL
4

Peserta didik memasukkan larutan NaOH ke dalam Buret dengan
menggunakan corong kemudian mengeringkan leher bagian dalam atas dari buret dengan menggunakan tissue.
3
Peserta didik memasukkan larutan NaOH ke dalam Buret dengan
menggunakan corong tanpa mengeringkan leher bagian dalam atas dari
buret dengan menggunakan tissue
2
Peserta didik memasukkan larutan NaOH ke dalam Buret tanpa
menggunakan corong kemudian mengeringkan leher bagian dalam atas dari buret dengan menggunakan tissu

1
Peserta didik memasukkan larutan NaOH ke dalam Buret tanpa
menggunakan corong dan tanpa mengeringkan leher bagian dalam atas dari
buret dengan menggunakan tissue.

0
Peserta didik tidak memasukkan larutan NaOH ke dalam Buret
4
Mengambil 25 mL larutan HCl
ke dalam Erlenmeyer
4
Mengambil 25 mL larutan HCl dengan menggunakan pipet volum tepat pada skala 25 mL kemudian membersihkan bagian luar ujung pipet dengan tissue serta menuangkan larutan HCl ke dalam Erlenmeyer dengan memiringkan Erlenmeyer
3
Mengambil 25 mL larutan HCl dengan menggunakan pipet volum tepat pada skala 25 mL tanpa membersihkan bagian luar ujung pipet dengan tissue.  Serta menuangkan larutan HCl ke dalam dengan memiringkan Erlenmeyer
2
Mengambil 25 mL larutan HCl dengan menggunakan pipet volum tepat pada skala 25 mL tanpa membersihkan bagian luar ujung pipet dengan tissue serta menuangkan larutan HCl ke dalam Erlenmeyer tanpa memiringkan Erlenmeyer
1
Menuangkan larutan HCl ke dalam Erlenmeyer dengan pipet tetes
0
Tidak menuangkan larutan HCl ke dalam Erlenmeyer
5
Meneteskan larutan NaOH
tetes demi tetes dari Buret
4
Meneteskan larutan NaOH dari buret dengan membuka kran buret tetes
demi tetes menggunakan tangan kiri dan menggoyang erlenmeyer secara
perlahan dengan menggunakan tangan kanan
3
Meneteskan larutan NaOH dari buret dengan membuka kran buret dengan tergesa-gesa menggunakan tangan kiri dan menggoyang Erlenmeyer dengan menggunakan tangan kanan
2
Meneteskan larutan NaOH dari buret dengan membuka kran buret tetes
demi tetes menggunakan tangan kanan dan menggoyang erlenmeyer
secara perlahan dengan menggunakan tangan kiri
1
Meneteskan larutan NaOH dari buret dengan membuka kran buret dengan tergesa-gesa menggunakan tangan kanan dan menggoyang Erlenmeyer secara perlahan dengan menggunakan tangan kiri
0
Meneteskan larutan NaOH dari buret dengan membuka kran buret dengan tergesa-gesa menggunakan tangan kanan dan menggoyang Erlenmeyer dengan tergesa-gesa menggunakan tangan kiri


Permasalahan
1.      Kemampuan apa saja yang dapat diukur dari penilaian afektif yang saya buat?
2.      Dari penilaian afektif ini, manakah indikator yang harus benar-benar dimiliki siswa sehingga terlihat peningkatan nilai afektifnya?
3.      Dalam penilaian psikomotor, haruskah dilaksanakan pada materi yang bersifat praktikum?

Komentar

  1. Dalam penilaian psikomotor, haruskah dilaksanakan pada materi yang bersifat praktikum?

    Kegiatan belajar yang banyak berhubungan dengan ranah psikomotor adalah praktik di aula/lapangan dan praktikum di laboratorium. Dalam kegiatan-kegiatan praktikikum juga ada ranah kognitif dan afektifnya, namun hanya sedikit bila dibandingkan dengan ranah psikomotor. Jadi penilaian psikomotorik dalam hal Kegiatan-kegiatan praktikum tersebut sangat penitng karna nantinya bertujuan untuk menghasilkan tenaga kerja yang kreatif dan terampil dalam memanfaatkan segala sesuatu yang berpotensi dalam diri dan lingkungan sekitarnya.

    BalasHapus
  2. Kemampuan apa saja yang dapat diukur dari penilaian afektif yang saya buat?
    Tentunya kemampuan yang anda rumuskan dalam indikator anda, karena tujuan dari penyusunan rubrik penilaian adalah menyusun sebaik mungkin agar instrumen penilaian dapat secara valid, reliabel, dan akurat dalam melihat ketercapaian siswa dalam indikator yang telah ditetapkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya sependapat dengan fanny

      Kemampuan apa saja yang dapat diukur dari penilaian afektif yang saya buat?

      Kemampuan yang dapat diukur dari penilaian afektif yaitu pada indikator karena di dalam indikator terdapat tujuan,KI, KD, dari tujuan dari penyusunan rubrik penilaian adalah menyusun sebaik mungkin agar instrumen penilaian dapat secara valid, reliabel, dan akurat dalam melihat ketercapaian siswa dalam indikator yang telah ditetapkan.

      Hapus
  3. saya akan mencoba menjawab pertanyaan rina, Dalam penilaian psikomotor, haruskah dilaksanakan pada materi yang bersifat praktikum?

    menurut saya tidak harus, namun alangkah lebih baik jika melalui proses pembelajaran berbasis praktikum. saya rasa aspek psikomotor ini tidak jauh berbeda dengan 6 tahap yang dimiliki KPS jadi mnurut saya bisa saja menilai psikomotr anak dengan menggunakan basis KPS yakni observe, communicate, classify, interpretate,inference dan predict. menggunkaan augmented lab virtual sebenarnya juga bisa asalkan sarana dan pra sarana sekolah mendukung

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya setuju dengan pendapat rini, tidak harus melakukan penilaian psikomotor selalu pada materi yang bersifat praktikum. karena tidak semua materi kimia itu bersifat praktikum, poin KD yang ke 4 merupakan panduan guru untuk menilai psikomotor, misalnya KD kelas X 4.3 Menentukan letak suatu unsure dalam tabel periodic berdasarkan konfigurasi elektron. nah pada KD ini siswa hanya dituntut mampu menentukan berdasarkan konfigurasi elektron artinya bersifat praktek materi, bukan praktikum dilabor. untuk penilainnya saya setuju bisa dengan menggunakan KPS.

      Hapus
    2. Saya sependapat dengan teman2 di atas, Dalam penilaian psikomotor, haruskah dilaksanakan pada materi yang bersifat praktikum?

      menurut saya tidak harus, namun alangkah lebih baik jika melalui proses pembelajaran berbasis praktikum.
      Melihat 6 aspek KPS dengan memperhatikan indikator2 penilaian tiap aspek.

      Hapus
    3. Dalam penilaian psikomotor, haruskah dilaksanakan pada materi yang bersifat praktikum?

      Saya sependapt dengan kak rini, tidak harus, namun alangkah lebih baik jika melalui proses pembelajaran berbasis praktikum.

      Aspek psikomotor ini tidak jauh berbeda dengan 6 tahap pada KPS yaitu observe, communicate, classify, interpretate,inference dan predict.

      Indikator ini dapat kita padukan untuk memaksimalkan hasil ygvingin diperoleh.

      Hapus
  4. Dalam penilaian psikomotor, haruskah dilaksanakan pada materi yang bersifat praktikum?
    tidak juga terkadang materi yang bersifat tugas yang berupa fisik itu bs dibuat penilaian psikomotornya seperti dalam ikatan kimia kita bisa membuat 3D dari bentuk molekul

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar apa yang disampaikan tri. tidak hanya menyangkut praktikum. namun dalam praktikum aspek psikomotor siswa jauh lebih terlihat dibandingkan dengan hanya menulis menggambar bentuk 3d molekul. kecuali pembelajaran nya berbasis proyek.

      Hapus
  5. Dalam penilaian psikomotor itu tidak hanya pada materi bersifat praktikum. Karena psikomotor ini merupakan keterampilan siswa. Banyak aspek aspek yg memicu keterampilan siswa itu mucul. Bisa saat siswa mampu berkomunikasi dalam menyampaikan hasil diskusinya atau presentasi. Kemudian saat siswa bekerja sama dlama mencari jawaban atas permaslaahan untuk membuktikan kebenaran.

    BalasHapus
  6. untuk menjawab permasalahan penilaian psikomotor haruskah dilaksanakan pada materi yang bersifat praktikum?
    menurut saya semua materi haruslah dilakukan penialaian psikomotornya tidak hanya pada materi yang dilaksanakan dengan praktikum saja. karena penialaian terhadapa kemampuan sisiwa harus dilakukan pada semua aspek baik kognitif, afektif dan psikomotor. dengan begitu guru baru;ah bisa mengetahui pencapaian kompetensi siswanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memperkuat tanggapan dari fira sebagai jawaban dari pertanyaan apakah penilaian psikomotorik harus dilakukan pada materi yang bersifat praktikum saja?
      bahwa saat ini penilaian pembelajaran meliputi 3 aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik pada semua mata pelajaran. Berbeda dengan sebelumnya bahwa hanya mata pelajaran tertentu saja memiliki penilaian psikomotorik.

      Hapus
  7. Dalam penilaian psikomotor, haruskah dilaksanakan pada materi yang bersifat praktikum?
    menurut saya tidak harus pada materi yang bisa dipratikumkan saja, karena dalam ranah psikomotorik yang diukur meliputi (1) gerak refleks, (2) gerak dasar fundamen, (3) keterampilan perseptual; diskriminasi kinestetik, diskriminasi visual, diskriminasi auditoris, diskriminasi taktis, keterampilan perseptual yang terkoordinasi, (4) keterampilan fisik, (5) gerakan terampil, (6) komunikasi non diskusi (tanpa bahasa-melalui gerakan)

    BalasHapus
  8. Bagamana rubrik penilaian kemampuan argumentasi yang saya buat? Apakah sudah memenuhi 6 kriteria kemampuan argumentasi ? Menurut saya sudah cukup baik dan sesuai dengan komponen kemampuan argumentasi yang rina pilih, sudah sesuai dengan kriterianya dan penskrorannya juga sudah cukup baik, karena kesesuaian antara komponen dan rubrik maasih bisa dikembangkan lagi indilatornya, artinya tidak harus selalu 6 komponenn namun bs lebih dari itu

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer